
Sayup terdengar
Jerit lirih bersahutan
Sekelebat bayang yang tersapu asap pekat
Serupa siluet tubuh-tubuh
Menunduk membungkuk
Nyaris tersungkur
Larian asap berkejaran
Menyergap paru-paru warga
Melumat oksigen bumi
Sesak menghimpit dada
Perih merasuk mata
Aku membayangkan…
Bayi mungil disana
Membisu, membiru, terbekap asap
Atau anak-anak kecil itu
Yang tak lagi berlari riang
Terpojok disudut rumah, terpenjara asap
Atau para siswa siswi
Yang tak lagi bersekolah
Sibuk memakai masker
Menahan asap merasuk dalam raga
Sungguh, batinku perih sekali….
Ilusi nyata ku juga membayangkan
Binatang karnivora, melata dan serangga
Terpanggang seluruhnya
Tak tahu harus lari kemana
Terlumat api tanpa sisa
Wahai pemilik langit
Turunkan tetesan air surgamu
Basahi bumi kami yang kerontang ini
Gersang dengan dosa-dosa manusia
Tandus bersama kerakusan jiwa
Yang tak pernah puas menumpuk harta
Lupa menjaga semesta
Wahai awan pekat
Sampaikan doa-doa kami kepadaNYA
Tentang perih rintihan kami
Mengiba ampunan
Mengharap hujan
Penghapus kekeringan
Wahai Illahi rabbi
Biarkan tunas-tunas itu bertumbuh kembali
Meranumkan kehidupan
Janji kami, bersahabat dengan alam
Melepas akrab dari asap
Yang nyaris memusnahkan kehidupan
Sungguh, ini semua memang dosa Kami
Banda Aceh, 16 September 2019